Breaking News

Memaknai Kehidupan Yang Fana Dengan Gaya Hidup Islami

Kareba Madrasah, ~ Manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di muka
bumi. Sebagai khalifah, manusia tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang
berat. Allah SWT menganugerahi manusia suatu kemampuan yang tidak dimiliki
makhluk lain, yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan fisik. Hal itu dimaksudkan
untuk membantu manusia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifah di
bumi. Dengan kemampuan berpikirnya, manusia dapat membedakan hal-hal yang baik
dan buruk di dalam kehidupan yang fana ini. Dengan anugerah tersebut manusia
dalam kesehariannya dapat mengambil yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain, serta mampu mencegah sesuatu yang dapat berakibat buruk bagi dirinya juga
orang lain. Sedangkan kemampuan fisik yang dimiliknya, manusia dapat berusaha
dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.




Dalam kehidupan manusia sehari-hari islam hadir untuk
mengatur kehidupan manusia di dunia fana ini, dengan berlandaskan pada kitab
suci Al-Qur’an yang turun sebagai kitab suci untuk seluruh umat manusia dari
awal peradaban manusia hingga kelak pada hari akhir zaman. Allah adalah satu –
satunya Tuhan yang disembah oleh umat manusia, dan Nabi Muhammad adalah salah
satu utusan dari Allah untuk mengarahkan umat manusia kepada jalan yang benar.
Islam menyebar secara luas, baik itu dalam ilmu pengetahuannya hingga
aturan-aturan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad ke seluruh penjuru dunia.


Saat kita ditanya apa artinya Islam, maka kita jawab
“Islam artinya damai”. Saat  kita ditanya apa itu agama. Maka jawabnya,
“Agama adalah ilmu yang mengajarkan sistem atau metode dalam hidup di dunia”.
Saat kita ditanya apa hakikat ajaran agama Islam, maka kita jawab dalam satu
kalimat singkat, yaitu “Ajaran Ke-Esaan Ilahi”, atau “Ajaran Tauhid”. Dan saat
kita ditanya hubungan antara ajaran Islam dan kehidupan, maka uraiannya akan
panjang dan meluas, seluas kehidupan yang tak bertepi.


Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam
kehidupan ini. Yang pertama ialah kebaikan (
al-khair) dan yang kedua
ialah kebahagiaan (
as-sa’adah). Dua hal tersebut yang harus dipenuhi
oleh manusia yang menginginkan kehidupan yang sempurna dan luar biasa. Walaupun
pada kenyataannya tidak ada yang sempurna dan luar biasa di dunia ini kecuali
Allah SWT. Jika dua hal tersebut terpenuhi dalam setiap perjalanan hidup
manusia, jelas akan membuat manusia merasakan ketentraman lahir dan batin.
Hanya saja, untuk mewujudkan kedua hal tersebut memang bukanlah sesuatu yang
mudah. Masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda ketika memahami
hakikat keduanya, perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam ragam gaya
hidup manusia.


Perbedaan cara pandang yang akhirnya menjadi
perbedaan persepsi itu memunculkan beragam cara hidup atau yang lebih populer
disebut sebagai perbedaan gaya hidup. Bagi umat muslim, gaya hidup setiap
individu telah diatur oleh Allah dan Rasul-Nya melalui Al Qur’an dan As Sunnah.
Keduanya adalah penuntun yang paling tepat untuk menuju ke arah jalan yang
lebih lurus. Namun, seiring perkembangan zaman sepertinya telah mengubah
sebagian besar kaum muslim dalam memahami tuntunan dalam menjalani hidup. Saat
ini sebagian orang memang bergaya hedonis, suka berfoya foya dan hanya
memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat bertentangan
dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.


Dalam pandangan Islam gaya hidup dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, pertama gaya hidup Islami dan kedua gaya hidup jahili.
Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat, yaitu tauhid. Inilah
gaya hidup orang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat
relatif dan rapuh penuh dengan nuansa kesyirikan, inilah gaya hidup orang
kafir. Setiap individu muslim sudah menjadi keharusan baginya untuk memilih
gaya hidup Islami dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Hal ini sejalan
dengan firman Allah SWT berikut ini yang artinya:



قُلۡ
هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ
ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
 



“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik.” (QS.
Yusuf: 108)


Berdasarkan arti ayat tersebut, jelaslah bahwa bergaya
hidup Islami hukumnya wajib bagi setiap muslim, dan gaya hidup jahili adalah
haram hukumnya. Hanya saja dalam kenyataan justru membuat kita sangat prihatin,
sebab justru gaya hidup jahili yang diharamkan itulah yang mendominasi sebagian
besar gaya hidup umat Islam. Fenomena ini persis seperti yang pernah disinyalir
oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda:



“Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti
jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta”. Ditanyakan kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia
dan Romawi?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?”. (HR. al-Bukhari
dari Abu Hurairah, shahih)



Berikut ini adalah beberapa Prinsip Gaya Hidup Islami
yang Diridhai Allah :



1. Berniat Untuk Ibadah.



Dalam menjalankan suatu hal di dunia ini, baik untuk
hal yang berbau modern ataupun konvensional semuanya harus dilandasi dengan
niat ibadah kepada Alla

2. Baik dan Pantas



Segala gaya yang dapat dilakukan dalam kehidupan
harus berlandaskan pada dasar baik dan pantas, dalam arti harus sesuai dengan
syariat, akal sehat, serta adat istiadat.

3. Halal dan Thayib



Segala hal yang dikenakan untuk menunjang gaya hidup
harus bersifat halal secara hukum islam, serta thayib atau tidak akan merugikan
atau menyakiti siapa pun.

4. Tanpa Kebohongan



Kehidupan dalam Islam sangat dilarang mengandung
kebohongan, semua orang harus memiliki kejujuran sebagai dasar utama dalam
menjalani kehidupan duniawi.

5. Tidak Berlebihan



Gaya hidup islami juga melarang seseorang untuk
bersikap berlebihan, sebab hal tersebut hanya akan merugikan diri sendiri dan
orang orang disekitarnya. Allah tidak menyukai orang orang yang gemar
memubadzirkan sesuatu.


Berpola hidup sederhana harus dibudayakan dan
dilakukan untuk umat Islam. Tak terkecuali di lingkungan terdekat kita dan
keluarga kita. Kalau orang tua memberikan contoh pada anak-anaknya tentang
kesederhanaan, maka anak akan terjaga dari merasa dirinya lebih dari orang
lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu mengendalikan diri dari hidup
bermewah-mewah. Sederhana adalah suatu keindahan. Mengapa? Karena seseorang
yang sederhana akan mudah melepaskan diri dari kesombongan dan lebih mudah
merasakan penderitaan orang lain. Jadi, bagi orang yang merasa penampilannya
kurang indah, perindahlah dengan kesederhanaan. Sederhana adalah buah dari
kekuatan mengendalikan keinginan.


Dalam Islam, kaya itu bukan hal yang dilarang, bahkan
dianjurkan. Perintah zakat bisa dipenuhi kalau kita punya harta, demikian pula
perintah haji dan banyak kebaikan lainnya bergantung pada kekayaan. Yang
dilarang itu adalah berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan. Hal tersbut bukan
berarti mengajak untuk miskin, tapi mengajak agar kita berhati-hati dengan
keinginan hidup mewah. Satu hal yang penting, ternyata di negara manapun orang
yang bersahaja itu lebih disegani, lebih dihormati daripada orang yang
bergelimang kemewahan.


Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat sederhana.
Walaupun harta beliau sangat banyak, rumah beliau sangatlah sederhana, tidak
ada singgasana, tidak ada mahkota walaupun jika beliau mau hal itu akan
sangatlah mudah beliau dapatkan. Lalu, untuk apa Nabi Muhammad memiliki harta?
Beliau menggunakan harta tersebut untuk menyebarkan risalah Islam, berdakwah,
membantu fakir miskin, dan memberdayakan orang-orang yang lemah. Dari apa yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW, kita harus kaya dan harus mendistribusikan
kekayaan tersebut kepada orang lain sebanyak-banyaknya, terutama untuk orang
terdekat.


Maka, bila kita memiliki uang dan kebutuhan keluarga
telah terpenuhi, bersihkan dari hak orang lain dengan berzakat. Kalau masih ada
lebih, maka siapkan untuk kerabat yang membutuhkan. Kekayaan kita harus dapat
dinikmati banyak orang. Sederhana dan tidak berlebihan akan menjadikan kita
memiliki anggaran berlebih untuk ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita
beramal saleh menolong sesama. Bukankah perilaku hemat dan hidup sederhana akan
membantu dan meringankan kita di masa depan? Pentingnya hidup hemat dan
kesederhanaan merupakan langkah terbaik yang kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari.


Kita harus ingat bahwa Allah menunjuk kita sebagai
khalifah di muka bumi



وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ
وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ
ءَاتَىٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ
 



“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang
.”
[QS. Al-An’am:165]


Setiap Muslim adalah pelayan bagi bumi, dan Islam
adalah agama yang adil. Kita harus berusaha untuk hidup dalam keselarasan dan
kesederhaaan agar ketenangan jiwa dan ketentraman selalu dalam hati kita yang
Insyaa Allah akan membawa kita lebih dekat kepada Allah. Hidup hanya sekali
gunakan hidup untuk kebaikan dan kebermanfaatan untuk orang lain. Semoga kita
semua termasuk orang-orang yang beruntung. Wallahu alam bishawab. (Muhammad
Anant Adji)



 


0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2023 - Bakal Beda