Breaking News

KPU Evaluasi Debat Perdana Capres, Berikan Peringatan kepada Tim Kampanye

KPU Evaluasi Debat Perdana Capres, Berikan Peringatan kepada Tim Kampanye

Bakalbeda.com
- Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan evaluasi mendalam terhadap debat capres pertama, menyoroti sejumlah area penting yang perlu perbaikan serta memberikan peringatan, khususnya kepada Tim Kampanye Nasional (TKN). 

Salah satu fokus evaluasi adalah perilaku cawapres Gibran Rakabuming Raka. August Mellaz, komisioner KPU, mengakui tindakan Gibran yang menarik perhatian, terutama sebuah video yang beredar yang diduga mengajak pendukungnya untuk bersorak dan bertepuk tangan.

Mellaz menyatakan bahwa observasi tersebut sudah disampaikan secara langsung kepada Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran dalam sebuah pertemuan.

"Catatan-catatan ini disampaikan dalam rapat. 'Oh, catat ini.' Ini muncul di ruang publik; ada video yang beredar," ungkap Mellaz di kantor KPU Jakarta pada hari Kamis (14 Desember). 

Menjelaskan pentingnya evaluasi, Mellaz menekankan perannya dalam mempertajam jalannya debat-debat berikutnya, yang masih menyisakan empat sesi. 

Ia menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap regulasi, khususnya kode etik, yang menjadi isu krusial dalam evaluasi debat perdana. 

Regulasi yang mengatur debat tersebut tercantum dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1621/2022 mengenai Pedoman Teknis Kampanye Pemilu. 

Mellaz menegaskan larangan provokasi dalam pedoman tersebut. Selain itu, Mellaz mengklaim telah memberitahukan semua tim pasangan calon mengenai aturan debat. 

"Bagaimana kita bisa meningkatkan kepatuhan? Setiap tim calon, perwakilan mereka, harus lebih optimal, dan bantuan KPU dalam mengatur perilaku kerumunan harus dipertimbangkan sebagai bagian dari evaluasi," tambahnya. 

Mellaz menekankan bahwa rapat evaluasi tersebut bukan hanya tentang KPU memberikan umpan balik, tetapi juga melibatkan masukan dari berbagai tim pasangan calon.

Isu teknis juga muncul dalam evaluasi, jelas Mellaz, dengan menyebut kekhawatiran seperti pencahayaan ruangan.

"Catatan dibuat mengenai daya tarik venue di KPU, tetapi meskipun begitu, ada keterbatasan dalam konteks siaran, pencahayaan, dan berbagai aspek lainnya," terangnya.

Sebelumnya, aksi Gibran dalam memotivasi pendukungnya terekam dan menjadi viral di media sosial. 

Dia terlihat berdiri dari kursinya, memberi isyarat dengan kedua tangannya untuk mengajak audiens yang hadir dalam debat untuk semangat. 

Saat Anies mengajukan pertanyaan kepada Prabowo mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia calon presiden dan wakil presiden, Anies menyiratkan pelanggaran etika dalam tindakan Gibran dan mencari respons dari Prabowo.

Prabowo, dalam tanggapannya kepada Anies, menyebut bahwa penilaian tersebut diserahkan kepada rakyat, menegaskan bahwa pakar hukum yang mendampinginya menyatakan tidak ada masalah atau pelanggaran hukum dalam keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut.

"Namun, intinya adalah keputusan itu final dan tidak dapat diubah. Ya, saya akan patuh. Dan kita bukan anak-anak di sini, Mas Anies. Anda juga paham," ujar Prabowo.

Dia juga menegaskan kepada Anies Baswedan bahwa dia tidak takut kehilangan jabatannya.

"Saya tidak takut kehilangan jabatan, Mas Anies. Maaf, ya. Maaf, ya, Mas Anies, saya tidak memiliki apa pun. Saya siap mati untuk negara ini," kata Prabowo.

Mendengar respons Prabowo, Gibran segera bangkit dari kursinya. Menyusul kejadian ini, Gibran meminta maaf, mengakui teguran yang diterimanya. 

Cawapres yang masih aktif menjabat sebagai Wali Kota Solo ini menyatakan penyesalan jika tindakannya dianggap tidak pantas.

"Ya, kami terima semua teguran dan evaluasi. Saya meminta maaf sebelumnya," ujar Gibran di Balai Kota Solo pada hari Kamis (14 Desember).

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2023 - Bakal Beda