Warkopi Mandiri dibangun oleh Hj Rahmatiah bersama suaminya, warung kopi ini memulai perjalanan dengan menyediakan kopi sebagai menu utama.
Namun, popularitasnya meroket seiring waktu. Meskipun awalnya hanya menyediakan kopi, sekarang Warkop Mandiri telah merambah ke berbagai jenis makanan.
Rahmatiah menceritakan bagaimana warung ini mulai menawarkan pilihan menu makanan setelah mendapat respon positif dari pengunjung.
Selama perjalanannya, Warkop Mandiri tetap setia dengan nama dan konsepnya. Meskipun menyediakan makanan lain, kopi dan teh tetap menjadi andalan mereka.
Menariknya, makanan yang tidak termasuk dalam menu disiapkan oleh keluarga terdekat pemilik warung, menjaga autentisitas dari konsep "Mandiri" dalam nama warung tersebut.
Melihat lonjakan pengunjung yang terus bertambah, Warkop Mandiri melakukan renovasi pertama pada tahun 2000.
Fasilitas tempat istirahat dan musala pun disediakan demi kenyamanan pengunjung, terutama rombongan mahasiswa dan pejabat yang sering singgah untuk bersantai.
Tak hanya dikenal di kalangan mahasiswa, Warkop Mandiri menjadi tempat favorit bagi berbagai pejabat yang ingin melepas penat.
Kehadirannya di pertengahan jalur dari Makassar menuju Bone, Soppeng, dan Sinjai membuatnya menjadi pilihan strategis bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan.
Pemilik warung juga menyinggung tentang berbagai pejabat tinggi yang pernah singgah di sini, termasuk beberapa gubernur dan bupati, yang menjadikan warung ini sebagai tempat untuk beristirahat dan bersantai.
Kehadiran mereka sering kali menjadi angin segar bagi warung tersebut, terutama dalam hal membantu meringankan beban mahasiswa yang berkunjung.
Warung Kopi Mandiri bukan hanya sekadar warung kopi biasa. Ia telah menjadi ikon dalam perjalanan di Jalan Poros Maros-Bone, bukan hanya karena kopi nikmat yang disediakannya, tetapi juga karena atmosfernya yang ramah dan kehadiran sebagai tempat istirahat yang berarti bagi banyak orang yang melintas di sana.***
0 Komentar